Friends

Pages

MANAJEMEN BK DI SEKOLAH


MANAJEMEN BK di SEKOLAH

A.  Latar belakang masalah
Pelaksanaan layanan bimbingan konseling  tidak mungkin akan terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu system pengelolaan (manajemen) yang baik dan bermutu dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
“Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”
Bimbingan dan konseling adalah upaya bantuan untuk mewujudkan perkembangan manusia secara opimal baik secara kelompok maupun individual sesuai dengan hakikat kemanusiaannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemahan, serta permasalahannya.
Oleh karena itu pelaksanakan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara siap baik dari segi program pelayanan bimbingan dan konseling, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk membentuk kesiapan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik tatalaksana bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan secara optimal maka konselor sekolah memerlukan kegiatan manajerial yang baik, dan kemampuan manajerial sesungguhnya merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh konselor sekolah. Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor menyatakan bahwa seorang konselor sekolah harus menguasai semua kompetensi yang telah ditentukan, salah satu kompetensi yang wajib dikuasai adalah kompetensi profesional ke 13-15 yaitu seorang konselor dituntut mampu melakukan manajemen bimbingan dan konseling. Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala aktivitas yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi di bidang bimbingan dan konseling.
Manajemen bimbingan dan konseling sangatlah penting dalam pelayanan bimbingan dan konseling, karena manajemen bimbingan dan konseling terkait dengan program bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan kondisi nyata peserta didik. Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik maka kualitas proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling juga dapat meningkat dimana berujung pada kualitas sekolah yang baik pula.
Akan tetapi dalam pelaksanaanya aspek managemen ini masih banyak diabaikan sehingga menimbulkan permasalahan terutama dalam pengelolaan layanan bimbingan dan konseling. Diantara permasalahan yang banyyak muncul di sekolah terkait managemen bimbingan konseling adalah
1        Kedudukan dan peran Bimbingan Konseling di sekolah termasuk jjuga posisi organisasi bimbingan konseling dalam struktur organisasi sekolah. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah struktur bimbingan konseling ini di bawah kesiswaan atau langsung dibawah kepala sekolah. Hal ini sering menimbulkan masalah terkait dengan tugas-tugas yang diberikan kepada guru bimbingan konseling. Di beberapa tempat  apabila BK diletakkan di bawah kesiswaan banyak tugas-tugas kesiswaan yang tidak relevan dengan tugas BK, dibebankan kepada para guru BK.  Misalnya saja dari mencatat skor pelanggaran siswa sampai memberikan hukuman kepada siswa.
2        Masih banyak guru bimbingan konseling tidak berlatar belakang pendidikan bimbingan konseling.
3        Penyususnan dan pelaksanaan program bimbingan konseling yang belum memanfaatkan system managemen yang baik. Diantara permasalahan tersebut adalah:  (a) masih sedikit program  yang disusun berdasarkan  assesmen kebutuhan, (c) layanan klasikal diberikan pada kelas tertentu dan tidak teratur, (d) mayoritas layanan klasikal dilakukan secara terputus-putus baik materi dan waktunya, dan (e) evaluasi yang dilakukan berdasarkan kesan bukan data.
4        Adanya kebijakan sekolah akan ketiadaan jam BK yang berarti kegiatan BK lebih banyak dilaksanakan di luar jam pembelajaran yang berakibat pada kurang optimalnya pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sehingga siswa kurang berkembang secara optimal.
Beberapa permasalahhan di atas menunjukkan bbahwa pengelolaan bimbingan dan konseling disekolahan belum berjalan baik. Diperlukan kajian untuk memperoleh gambaran bagaimana manajemen yang efektif dan efisien sehingga bimbingan konseling disekolah semakin kuat posisinya dan mambu meningkatkan mutu sekolah
B.  Identifikasi Masalah
Secara umum beberapa masalah yang bisa disimpulkan dalam pengelolaan bimbingan konseling khususnya di sekolah  adalah sebagai berikut:
1        Peran dan kedudukan bimbingan konseling dalam struktur organisasi sekolah
2        Sumber Daya Manusia bimbingan konseling. Dalam hal ini banyak guru bimbingan konseling yangng tidak berlatar belakang bk
3        Pengelolaan Program Bimbingan Konseling yang belum sepenuhnya mengikuti prinsip-prinsip managemen yang baik

C.  Pembahasan
1.      Kedudukan yang Jelas Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Secara landasan hukum kedudukan konselor dalam sistem pendidikan nasioanl Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6).
          Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2008, menyatakan bahwa konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Pelayanan dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor adalah pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur pendidikan formal dan nonformal.         
Kedudukan yang jelas peran guru bimbingan dan konseling di sekolah akan berpengaruh dalam pelayanannya pada siswa. Kedudukan yang jelas dalam arti, peran di sekolah jelas. adanya dukungan system sekolah. sekolah memfasilitasi adanya ruang yang memadai, adanya alokasi waktu untuk guru bimbingan dan konseling sekolah untuk menerapkan layanan kepada siswa, adanya kolaborasi yang baik antara kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, dan staf tata usaha.
Dengan adanya kejelasan kedudukan konsleor di sekolah dan dukungan system sekolah yang kuat akan mengoptimalkan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling kommprehensif di sekolah. Namun jika tidak ada kejelasan dan dukungan yang kuat dari sistem di sekolah maka, sebagus apapun program yang dibuat tidak akan optimal pelaksanaannya pada siswa dan hanya akan sebatas pada program yang ideal saja tidak sampai pada implementasinya yang baik.
2.      Sistem Manajemen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Dengan adanya dukungan system yang kuat terutama dari sekolah maka dapat disusun Sistem manajemen program bimbingan dan konseling komprehensif sebagai berikut :
a.  Kesepakatan
Personil utama pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah konselor (guru bimbingan dan konseling) dan staf administrasi bimbingan dan konseling sedangkan personil pendukung pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam pendidikan (kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi). Masing-masing personil tersebut, sepakat untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
b.  Dewan Penasihat
Dewan penasihat adalah kelompok perwakilan dari orang yang ditunjuk untuk memberikan saran dan membantu keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif. Dewan ini memberikan advokasi, evaluasi dan merekomendasikan prioritas dan cara-cara untuk meningkatkan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif selanjutnya (Arizona Department of Education, 2003:15).
c.   Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap peserta didik memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling (Montana School Counselor Association, 2004:20). Manajemen data dilakukan secara manual maupun komputer. Database siswa dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah dipantau. Adapun pengunaan data yang bisa dipakai yaitu bisa dari data pribadi, ITP, DCM, sosiometri, studi habit, dan lain sebagainya.
d.  Penggunaan Waktu
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor. 80% waktu digunakan untuk melayanai peserta didik secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen program ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah.
e.   Kalender
Memuat perencanaan program tahunan, bulanan, harian, dan rencana evaluasi.
3.      Akuntabilitas Progam Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Akuntabilitas disini adalah evaluasi program bimbingan dan konseling yang telah dibuat. Menurut Gysber & Henderson, 2006: 323) akuntablitas sistem layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
a.  Evaluasi Program
Menilai tingkat pengimplementasian program BK
b.  Evaluasi Kinerja Konselor
Mengukur kinerja konselor dalam melaksanakan kegiatan BK
c.   Evaluasi Hasil
Menilai outcome dan impact dari suatu program
4.      Konselor Sekolah Sebagai Administrator Program
Menurut Herr (2006 : 66) Konselor Profesional sebagai Administrator. Dalam banyak hal, konselor sekolah, yang menjadi administrator dari sekolah atau program bimbingan konseling sekolah di distrik sekolah atau bangunan sekolah, adalah administrator dari program konseling sekolah biasanya seorang manajer menengah yang mewakili dan menyediakan kepemimpinan dan manajemen; untuk para konselor sekolah lainnya di sekolah kabupaten atau gedung sekolah. Biasanya, bagaimanapun, administrator dari program konseling sekolah memiliki otonomi terbatas karena kelembagaan lainnya tingkat administrator (misalnya, kepala sekolah, pengawas layanan asisten murid personel, di mana konseling sekolah sering dimasukkan) juga memiliki pengawasan umum atau otoritas untuk konseling sekolah atau program bimbingan. Administrator pada tingkat kelembagaan juga dapat memegang anggaran untuk program konseling atau diharapkan untuk menyetujui semua pengeluaran program.
5.      Peran Serta Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan pucuk kepemimpinan di sekolah. Berbagai kebijakan yang ada di sekolah ada di tangan ke kepala sekolah. Adanya ruangan yang memadai, adanya jam mengajar bagi konselor sekolah, sangat dipengaruhi oleh kebijakan kepala sekolah. Kepala sekolah yang memandang fungsi konselor cukup penting, telah menyadari bahwa keberadaan konselor sebagai “helping professions” bagi siswa. Namun jika kepala sekolah tidak memiliki pandangan yang luas tentang bidang kerja guru bimbingan dan consoling tidak mustahil kedudukan konselor di sekolah “terpinggirkan”.
D.  Kesimpulan
Dalam menjalankan Layanan Bimbingan Konseling di sekolah, agar memperoleh hasil sesuai tujuan maka diperlukan penguatan  sistem  manajamen bimbingan konseling. Dalam mengelola program bimbingan konseling disarankan menggunakan  pendekatan program bimbingan dan konseling komprehensif. Sistem  ini dapat diterapkan dengan baik dengan catatan dukungan dari sekolah baik. Adanya fasilitas bagi guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan, dan adanya kolaborasi yang aktif antar personl sekolah.







Daftar Pustaka
Arizona Department of Education. (2003). The Arizona Model for School Guidance and Counseling. Arizona: Arizona Department of Education.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan  Bimbingan  Konseling  Dalam  Jalur  Pendidikan  Formal.  Bandung: Penerbit UPI.
Mamat Supriatna. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah. Semarang : Widya Karya.
Achmad Juntika Nurihsan. 2009. Strategi Layanan Bimbingan Konseling. Bandung : PT Reifika Aditama.

Syamsu Yusuf L.N. 2009. Program Bimbingan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press

0 komentar:

Posting Komentar

HISTORI KONSELING DI DUNIA

HISTORI KONSELING DUNIA PENDAHULUAN Konseling sebagai suatu aktifitas yang berbasis luas merupakan bagian dari eksistensi manusia...

Welcome to Geek Talk!

a stunning blogger template

A normal paragraph Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quomalorum ceteros feugait quo. A normal paragraph Ea eam labores.