“Iowa Comprehensive Counseling and Guidance
Program Development Guide”
By Darlene Von
Weihe
Boston : Grimes State Office Building Tahun 2001
BAB I.
PENDAHULUAN
Identitas buku dalam laporan
buku ini adalah :
1.
Judul Buku : “Iowa Comprehensive Counseling and Guidance Program Development Guide”
2.
Penulis
: Darlene Von Weihe
3.
Penerbit :
Grimes States Office Building
4.
Tahun : 2001
5.
Edisi : Pertama
6.
Tebal Halaman : 261
Secara umum buku ini memberikan gambaran dan panduan untuk memberikan
pemahaman kepada konselor sekolah, pengurus komunitas sekolah serta perguruan
tinggi dengan sumber daya praktis untuk merancang bahkan meningkatkan layanan
program bimbingan konseling komprehensif.
masyarakat
menjadi khawatir tentang keselamatan anak-anak mereka saat menghabiskan waktu di sekolah dan perguruan
tinggi. Hal ini telah mendorong para pembuat kebijakan dan praktisi untuk bekerja
sama menempatkan penekanan lebih besar pada lingkungan belajar atau iklim dalam K-12 dan sistem
masyarakat perguruan tinggi. Program Bimbingan Konseling komprehensif memiliki
peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif yang tepat bagi siswa, dan masyarakat. Hal ini
adalah maksud dari pengembang panduan ini untuk memberikan pendidik gambaran komponen dari program bimbingan
konseling yang komprehensif. Selain itu, dalam buku ini tersedia berbagai
bahasan yang mencakup alat dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan dalam
pengembangan program, pelaksanaan, dan evaluasi. Panduan Iowa didasarkan pada
standar nasional untuk program bimbingan konseling untuk konselor sekolah di Amerika (ASCA).
Buku ini terdiri dari 8
bab, setiap babnya meliputi:
1.
Tinjauan tentang Program
Bimbingan.
2.
Menghubungkan
inisiatif IOWA
3.
Proses
Perubahan
4.
Kriteria
dan Standar
5.
Peran
Konselor
6.
Implementasi
Program
7.
Evaluasi
dan Pengukuran
8.
Contoh
Format Desain Pembelajaran
Buku
ini dimaksudkan untuk membantu siapa saja yang berhubungan, atau yang akan
berhubungan, dalam memfasilitasi program
bimbingan dan konseling komprehensif. Maksud dari buku panduan program bimbingan dan
konseling komprehensif ini adalah untuk menyediakan gambaran pada
konselor dan
administrator daerah untuk mulai mendesain program bimbingan konseling koprehensif di
tiap daerah, dengan
sumber daya yang ada.
Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan definisi, deskripsi proses untuk
mengembangkan dan melaksanakan program bimbingan dan
konseling komprehensif, didalmnya juga terdapat panduan lembar kerja dan sumber daya yang dapat digunakan setiap hari oleh
konselor. Dengan
“peralatan”
tersebut,
sekolah dari tingkat kabupaten baik dari TK hingga perguruan tinggi dapat
mengembangkan, menerapkan, dan mengevaluasi program yang yang berurutan,
komprehensif, dan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa.
BAB II.
ISI BUKU
A. BAB I. Tinjauan tentang program bimbingan.
Representasi
grafis yang terintegrasi pendekatan pembangunan yang dicakup oleh Program
Bimbingan dan Konseling Komprehensif ada empat komponen. Keempat dasar
komponen tersebut adalah Kurikulum
Bimbingan, Perencanaan Individu, Layanan Responsif, dan Dukungan Sistem. Didalam program BK komprehensif
memfokuskan dan tiga domain kunci yakni Pribadi /Pengembangan Keterampilan
Sosial, Perencanaan Karir, dan Perencanaan Akademik yang terus terhubung terhubung dan berinteraksi.
Dalam program BK yang
komprehensif, aktivitas, kegiatan, atau inisiatif akan mencakup beberapa unsur dan
wilayah. Misalnya kurikulum, bimbingan akan mencakup mengajar sesuai dengan
tahapan perkembangan keterampilan dalam bidang Personal / Sosial, Eksplorasi
Karir , dan Perencanaan Akademik siswa.
Setiap komponen saling
terjalin secara dinamis dalam program yang komprehensif, dan mustahil untuk memisahkan komponen dan
wilayah yang satu dengan yang lainnnya. Keterikatan antar komponen dan wilayah dalam sistem
jelas pada orang, tempat, kebijakan, program, dan budaya seluruh lembaga
pendidikan. Dalam program yang komprehensif, pengalaman yang disediakan untuk
siswa dengan konselor, administrator, semua staf, dan masyarakat bersifat saling mendukung untuk perkembangan
siswa yang optimal. Hal itu merupakan hasil dari pendekatan sistemik yang
dinamis akan kesuksesan prestasi siswa yang optimal, lulusan yang siap untuk
hidup, belajar, dan bekerja sama dengan sukses di dunia.
Berbagai penelitian tentang BK komprehensif ini ditinjau, meskipun tidak lengkap, jelas
memberikan landasan empiris membenarkan perencanaan, perancangan dan
pelaksanaan Konseling Komprehensif Iowa dan Pedoman Inisiatif program seluruh
negara bagian. Program organisasi struktur tidak hanya menyediakan sarana dan
bahasa umum untuk memastikan pedoman bagi semua siswa, dan konseling bagi siswa
yang membutuhkan, itu juga menyediakan landasan untuk penggunaan akuntabel untuk
memperluas jangkauan sumber daya.
Selanjutnya,
seperti sebuah struktur yang komprehensif tidak membatasi otonomi kabupaten
daerah dalam perencanaan dan perancangan program konseling. Bahkan, program bimbingan
konseling komprehensif dan kerangka kerja adalah berarti untuk pencocokan bakat
konselor dengan kebutuhan semua siswa untuk membantu mereka mencapai hasil yang
diinginkan oleh kemitraan sekolah-masyarakat lokal. Dan terakhir, program ini mendukung
akuntabilitas melalui evaluasi hasil siswa; untuk pengiriman program, melalui evaluasi
dalam tingkat lokal, negara bagian dan nasional yang didirikan standar program
dan untuk kinerja konselor ' melalui penilaian terhadap penggunaan waktu dan evaluasi
berdasarkan standar kompetensi profesional konseling sekolah.
EMPAT
KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF
Kurikulum Bimbingan
|
Perencanaan Individu
|
Layanan Responsif
|
Dukungan Sistem
|
Menyediakan
bimbingan panduan konten secara sistematis untuk tujuan keterampilan
pengembangan dan penerapan kemampuan belajar.
|
Membantu siswa dalam
perencanaan, pemantauan,
dan mengelola pendidikan
mereka,
pribadi / sosial, dan
tujuan perkembangan karir.
|
Ditujukan untuk masalah yang dialami langsung oleh
pelajar. Tujuannya adalah pencegahan,
intervensi, dan referal kasus jika dibutuhkan.
|
Termasuk dukungan dari civitas sekolah,
bertujuan untuk menyediakan dukungan dan kepemimpinan dalam layanan program
BK.
|
Tujuan Aktivitas Wilayah Kegiatan
• Academic Development
_ Skill development
_ Planning course of study
_ Employment skill development
_ Workforce Preparation
_ Transitioning
• Personal/Social Development
_ Conflict resolution
_ Character education
_ Violence prevention
_ Goal Setting
_ Substance abuse prevention
_ Cultural understanding
• Career Planning
_ Career awareness
_ Career exploration
_ Career decision-making
_ Career transitions
|
Fokus Topik :
•
Educational Development
_ Setting educational goals
and
assessing
_ Transitioning needs
_ 4-Year and 2-Year course
plans
_ Financial needs and
resources
_ Education options
•
Personal/Social Development
_ Setting personal goals
_ Improvement planning
•
Career Planning
_ Career assessments
_ Job shadowing, mentors,
internships,
apprenticeships
|
Fokus Topik:
•
Academic Development
School-related
concerns:
_ Academics
_ Attendance
_ Behavior
_ Drop-out prevention
_ Special needs
_ Accommodations
•
Personal/Social Development
_ Peer conflicts
_ Coping with stress
_ Crisis management
_ Grief/loss/death
_ Relationship concerns
_ Abuse
_ Substance Abuse
•
Career Planning
_ Job placement
_ Assist in identification
of
support
systems
_ Addressing special needs
|
Fokus Topik:
•
Guidance program development,
implementation,
and assessment
•
Parent education
•
Faculty/administrator consultation
•
Staff development for educators
•
Counselor professional development
•
Incorporation of educational
initiatives
into one of the four
guidance
components
•
Research and publishing
•
Community outreach
•
Public relations
•
Building Assistance Teams
•
Crisis Management Plan
•
Comprehensive Study Skills
Program
•
School Improvement initiatives
•
Special initiatives to address
behavior
and learning
|
Peran Konselor
Penata
atau penyusun kelompok
Instruktur
di kelas
Pemimpin
dan konsultan
|
Peran Konselor
Mendeskripsikan kebutuhan
Merencanakan dan
penempatan individu sesuai kebutuhannya masing-masing.
|
Peran Konselor
Konseling individu dan
konseling kelompok perkembangan, referal kasus.
|
Peran Konselor
Pemimpin, fasilitator,
organisator, mempunyai kemampuan dalam memanajemen program, dan konsultan
program.
|
BAB. II INISIATIF IOWA
Karakteristik dari pengembangan program
sekolah komprehensif Model seperti yang dijelaskan oleh Bryan Hassel, Ph.D. Di North
Central Regional Educational Laboratory (NCREL) adalah:
1. Desain
komprehensif dengan komponen selaras: Hasil dari desain ini adalah untuk
memungkinkan semua siswa untuk berhasil menangani potensi masalah yang terjadi.
Dalam rangka untuk menyelaraskan semua komponen, seluruh sistem dari kurikulum,
instruksi, penilaian tata kelola dan manajemen masalah keterlibatan orang tua
dan masyarakat harus ditujukan untuk mencapai tujuan ini.
2. Dukungan
dalam sekolah: Semua pemangku kepentingan dalam sistem sekolah harus mendukung
sekolah usaha perbaikan dan berkomitmen untuk implementasi program.
3. Tujuan
yang terukur dan mempunyai tolok ukur: Tujuan yang terukur berguna untuk mengetahui
sejauhmana kinerja siswa dan tolok ukur untuk memenuhi tujuan tersebut.
4.
Keefektifan metode dan strategi yang berbasis
penelitian: Strategi dan metode yang digunakan untuk belajar siswa, pengajaran,
dan manajemen sekolah berdasarkan praktek yang efektif dan berdasar pada
penelitian yang dapat diandalkan yang
digunakan selama sistem.
5.
Pengembangan Profesional: peningkatan
kualitas guru dan staff sekolah harus selalu dijadwalkan, agar perubahan
sistematis dapat terjadi.
6.
Adanya dukungan teknis dan bantuan pihak
eksternal: Sistem ini menggunakan dukungan eksternal dan bantuan dari sebuah
organisasi di luar dirinya dengan pengalaman dan keahlian dalam perbaikan keseluruhan
sistem praktek.
7. Keterlibatan
orang tua dan masyarakat: Yang berarti orang tua dan keterlibatan masyarakat diperlukan
untuk perubahan fundamental yang terjadi di sekolah.
8. Koordinasi
sumber daya: Semua sumber daya selaras dan digunakan untuk mendukung perbaikan
sekolah usaha.
9. Evaluasi
strategi: Sebuah komponen yang tidak terpisahkan adalah rencana program untuk
mengevaluasi dampak dari usaha perbaikan sekolah pada sistem pengajaran pada
siswa.
BAB III. PERUBAHAN MANAJEMEN
PROSES
MANAJEMEN PERUBAHAN
EES an
EES and Partners;
FRAMEWORKS Phase II Mathematics; Version 1.0; Activity Guide C-3: Complex
Change
Perkembangan Program
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Pusat Penelitian dan Pengembangan Guru
Pendidikan University of Texas di Austin yang telah meneliti proses perubahan selama lebih
dari satu dekade. Dari penelitian ini datang sejumlah asumsi tentang perubahan.
1. Perubahan
adalah proses, bukan peristiwa.
2. Perubahan
ini pertama dilakukan oleh individu, kemudian lembaga.
3. Perubahan
adalah suatu pengalaman yang sangat pribadi.
4. Perubahan
melibatkan pertumbuhan perkembangan pada perasaan dan keterampilan.
5. Perubahan
paling baik dipahami dalam hal operasional.
6. Fokus
memfasilitasi perubahan harus dimulai dari individu, inovasi dalam perubahan, dan isi perubahan.
Perubahan adalah
proses yang panjang, membutuhkan pengalaman dan penelitian untuk menunjukkan
perubahan tersebut. Inovasi dalam perubahan dapat diimplementasikan dalam dua
tahun. Luasnya sistem dan susunan tingkat perubahan dapat diterapkan dalam tiga
tahun hingga empat tahun atau bahkan lebih tergantung dari kompleksitas perubahan.
Sehingga dibutuhkan kepekaan untuk membuat batas waktu perubahan secara
realistik
Tahapan dalam perubahan yakni :
TAHAP 1 : Meletakan dasar perubahan
TAHAP 2 : Bergerak Menuju Program BK
komprehensif
TAHAP 3 : Mengembangkan komponen Program
TAHAP 4 : Mengimplementasikan dan
mengevaluasi program
BAB IV. STANDARDS AND BENCHMARKS
PROSES PENINGKATAN UNTUK
SEKOLAH DI IOWA
PROGRAM PERKEMBANGAN
Tujuan Belajar Siswa
(Seperti
yang telah diidentifikasi di rencana program peningkatan komprehensif di
masing-masing wilayah).
Standards
Benchmarks
Indicators, Objectives, Skills, Competencies
Ruang Lingkup Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah menurut ASCA Internasional Model :
Terdapat Sembilan area perkembangan siswa menurut
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika yang dijadikan basis pengembangan seluruh
tujuan program bimbingan dan konseling komprehensif di Iowa.
1.
Perkembangan Akademik
Standar A : Para siswa dapat memperoleh sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang memberikan sumbangan bagi efektifitas
belajar di sekolah hingga melintasi sepanjang rentang kehidupannya.
Standar B : Para siswa dapat merampungkan jenjang
sekolah dengan persiapan akademik yang esensial dalam penentuan pilihan
diantara pilihan-pilihan penting pasca sekolah lanjutan termasuk kuliah.
Standar C : Para
siswa dapat memahami hubungan antara bidang akademik dengan dunia kerja dan
antara kehidupan dalam rumah dengan tengah masyarakat.
2.
Perkembangan Karir
Standar A : Para
siswa dapat memperoleh keterampilan melakukan investigasi terhadap dunia kerja
berkaitan dengan pengetahuan diri dan pembuatan keputusan tentang bidang karir
yang diketahui.
Standar B : Para
siswa dapat memanfaatkan berbagai strategi untuk meraih kesuksesan dan kepuasan
karir di masa depan.
Standar C : Para
siswa dapat memahami relasi antara berbagai kualitas kepribadian di samping
pendidikan dan latihan dengan dunia kerja.
3.
Perkembangan Pribadi sosial
Standar A : Para siswa dapat memperoleh sikap,
pengetahuan dan keterampilan interpersonal yang dapat membantu mereka memahami
dan menghargai diri sendiri dan orang lain.
Standar B : Para siswa dapat membuat keputusan,
merancang tujuan, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meraih tujuan.
Standar C : Para siswa dapat memperoleh pemahaman
tentang keterampilan menyelamatkan dan melangsungkan hidup.
BAB V. PERAN KONSELOR
Beberapa penyataan
ASCA tentang peran konselor ada empat yang terpenting tentang intervensi
konselor sekolah yang dapat digunakan, dan didalamnya terdapat peran spesifik
membutuhkan pelatihan yakni:
1.
Konseling. Ini dicapai secara individual dan dalam kelompok kecil dan
diperlukan untuk membantu siswa belajar untuk lebih memecahkan masalah mereka.
2.
Bimbingan Kelompok Besar. Ini adalah kurikulum direncanakan yang membantu perkembangan
akademik, karier, dan pribadi / sosial untuk semua siswa, dan dilakukan
bekerjasama dengan guru dan sekolah lainnya atau relawan personil.
3.
Konsultasi. Konselor sekolah bekerja dengan administrator, guru, dan orang
tua, spesialis kesehatan mental, dan jasa personel lainnya untuk membantu siswa lebih berhasil
dalam pendidikan.
4.
Koordinasi. Konselor Sekolah mengatur, memimpin, mengelola, dan mengevaluasi
program konseling sekolah, berfungsi sebagai penghubung antara sekolah dan
besar lainnya sistem (rumah, masyarakat) untuk membantu siswa mencapai tujuan
mereka, dalam konser dengan misi akademik lokal mereka sekolah.
The
Employability Standards and Benchmarks
STANDAR 1: Menggunakan teknologi dan
alat-alat lainnya untuk pemrosesan informasi dan untuk produktivitas layanan.
STANDAR 2: Menerapkan prinsip-prinsip
pengelolaan sumber daya
STANDAR 3: Memahami bagaimana organisasi
dan sistem fungsi
STANDAR 4: Menggunakan manajemen diri,
kepemimpinan, dan keterampilan kewirausahaan
STANDAR 5: Menggunakan keterampilan karir
kerja baik dari kesiapan dan perencanaan
STANDAR 6: Menggunakan komunikasi dan
keterampilan matematika dalam aplikasi yang berhubungan dengan karier
STANDAR 7: Menggunakan keterampilan
berpikir kompleks untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah
BAB VI. IMPLEMENTASI
PROGRAM
Semua
aspek dalam program pengembangan program bimbingan dan konseling komprehensif
sangat penting, mungkin yang paling bagian penting adalah implementasi aktual:
bagaimana menempatkan program? Konselor mengasumsikan empat kunci dalam
pelaksanaan program:
1.
Pemimpin: Konselor berfungsi sebagai pemimpin dalam mempromosikan konsep
bimbingan dan konseling yang komprehensif, berbagi informasi dan keterampilan
yang berkontribusi ke lingkungan sekolah yang positif bagi semua siswa.
2.
Penasihat: konselor memberikan pelayanan langsung untuk siswa melalui
kelompok individu dan konseling kecil, intervensi krisis, dan kelas bimbingan
(dalam hubungannya dengan guru).
3.
Konsultan: Konselor tidak langsung memastikan bahwa siswa mengalami
perkembangan yang sehat tetapi dengan berkolaborasi dengan guru, orang tua,
administrator, asosiasi guru, perawat sekolah, personil lembaga luar, dan staf
pendukung lain tentang cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan siswa.
4.
Koordinator: Konselor berkoordinator untuk memberi rujukan kepada
instansi luar, berhubungan dengan seluruh komunitas sekolah dan membantu
mengkoordinasikan konseling yang berhubungan dengan program-program di sekolah
seperti bimbingan, bantuan mahasiswa, dan konseling teman sebaya.
Fasilitas
Fisik Untuk Implementasi Program
Bagian ini berisi saran-saran praktis tentang
bagaimana untuk melaksanakan program, bersama dengan sampel beberapa kerangka
waktu dan rencana aksi untuk perubahan. Layanan Konseling harus siap diakses dan
dapat dilihat oleh semua siswa, termasuk mereka yang penyandang cacat.
Dimanapun layanan konseling yang ditawarkan:
1. Setiap konselor harus diberikan dengan kedap
suara kantor, untuk menjamin kerahasiaan siswa. Setiap kantor harus memiliki
telepon dengan pesan kemampuan, sebuah komputer dengan akses ke siswa catatan
dan informasi terkait lainnya, dan penyimpanan file aman.
2. Kantor harus menciptakan lingkungan
yang mengundang untuk siswa dan situs kerja yang aman dan fungsional untuk
konselor.
3. Layanan Konseling harus memiliki
up-to-date komputer, mesin fotokopi, dan peralatan lain untuk mendukung pencatatan,
penelitian, dan publikasi kegiatan. Sumber daya teknis untuk media presentasi harus
juga tersedia.
4. Catatan siswa harus dipelihara dalam
tempat yang aman, lingkungan untuk menjamin kerahasiaan.
5. Sebuah perpustakaan sumber karir, akademik, dan pribadi / sosial untuk siswa.
6. Konselor harus memiliki akses ke
ruang yang cocok untuk sesi konseling kelompok dan rapat staf.
7. Sebuah rencana bencana tertulis
harus ditampilkan, menguraikan prosedur untuk evakuasi darurat untuk baik
kejahatan dan bencana alam.
8. Sebuah keamanan pribadi sistem harus
di tempat di mana polisi dapat diberitahukan segera dalam keadaan darurat.
BAB VII. DESKRIPSI
KEBUTUHAN DAN EVALUASI
Tujuan evaluasi
setidaknya dua: menyediakan data untuk memandu keputusan tentang program dan
personil, dan menyampaikan hasil-hasil untuk penerima manfaat dari konseling
siswa. Seperti tujuan yang dicapai secara individual dan kabupaten-lebar menyoroti
dan mencapai standar dan kompetensi. Karena itu, perlu bahwa evaluasi akan
berlangsung, memberikan umpan balik terus menerus selama semua langkah proses.
Dengan cara
ini, program-program sekolah menjadi dinamis kekuatan untuk membentuk dan
mengubah budaya sekolah. Hasil evaluasi menunjukkan program efektivitas, dan
memenuhi permintaan untuk akuntabilitas dan untuk merespon perubahan kebutuhan
mahasiswa dan masyarakat. Ini adalah alasan Program harus diintegrasikan ke
dalam budaya sehari-hari sekolah.
Mengevaluasi
Empat Elemen
Program Bimbingan
dan Konseling Komprehensif Iowa
Panduan
Pengembangan terdiri dari empat program utama elemen: Kerangka (yang mencakup
dua komponen: konseptual dan struktural); Program Pengiriman (yang meliputi
empat komponen: bimbingan kurikulum, perencanaan individual, layanan responsif,
dan dukungan sistem); Konten (yang termasuk tiga komponen: akademik, karir, dan
pribadi / sosial), dan, Sumber Daya (yang termasuk empat komponen: manusia,
politik, keuangan, dan teknologi). Masing-masing elemen program akan sekarang
akan dibahas, dengan tujuan untuk menyoroti kebutuhan untuk evaluasi setiap
elemen, dan masing-masing komponen dari konseling yang komprehensif dan
Program
bimbingan, atau dalam rangka untuk memenuhi akuntabilitas pertimbangan, dan
untuk memberikan mekanisme untuk konselor sekolah untuk referensi sehingga bahwa
mereka dapat lebih baik mempublikasikan pekerjaan mereka, hasil mereka, dan
kebutuhan mereka akan sumber daya tambahan atau staf.
Elemen 1:
KERANGKA.
Kerangka
terdiri dari dua komponen yang harus dievaluasi setiap tahun: konseptual dan
struktural. Kerangka konseptual mencakup misi pernyataan, pemikiran, manfaat,
dan asumsi. Kerangka struktural mencakup sedikitnya enam komponen dari contoh
konseling yang komprehensif dan pedoman program: komite pengarah, penasehat komite,
staf pola, anggaran, bimbingan sumber daya, dan fasilitas. Mengingat
unsur-unsur dan komponen, kita sekarang dapat melihat untuk melihat sejauh yang,
dan kualitas dari, konseling sekolah tertentu
Program di
Iowa. Setiap komponen dan elemen memiliki petugas evaluasi. Misalnya, apakah program
anda memiliki pernyataan misi? Sebuah alasan? Manfaat? Asumsi? Selain itu, program
konseling sekolah Anda memiliki sebuah komite?
Sebuah komite penasihat? Susunan staff? Anggaran? Bimbingan Sumber Daya?
Fasilitas memadai?
Elemen 2:
PERSALINAN PROGRAM.
Pengiriman
Program ini terdiri dari empat komponen dan total 14 elemen Program Delivery. Yang pertama komponen,
kurikulum bimbingan, ditujukan pada tiga bidang perkembangan siswa (akademis,
karir dan pribadi / sosial) dan telah bersarang di dalamnya tiga unsur Evaluasi
membutuhkan: Apakah ruang kelas yang memadai? Apakah konselor sekolah menyajikan
pelajaran bimbingan? Apakah konselor sekolah memanfaatkan kelompok terstruktur?
The Komponen kedua, perencanaan individual, berisi tiga elemen: Apakah konselor
sekolah secara memadai mengelola Siswa Pendidikan Rencana? Apakah mereka
menyediakan efektif menasihati? Apakah mereka menggunakan penilaian instrumen
dan proses secara sah dan tepat?
Komponen ketiga,
pelayanan responsif, harus dievaluasi oleh pertanyaan menangani seperti: Apakah
sekolah konselor efektif dengan menggunakan konseling individu? Apakah konselor
sekolah menggunakan kelompok-kelompok kecil bila memungkinkan? Apakah konselor
sekolah profesional mereka memenuhi tanggung jawab sebagai konsultan untuk
guru, siswa, dan masyarakat? Dan, adalah konselor sekolah merujuk bila perlu,
dan tidak mengurus untuk beroperasi di luar wilayah keahlian mereka? Yang
keempat dan komponen akhir dari sistem Program Pengiriman dukungan.
Elemen 3:
ISI.
Evaluasi pertanyaan
yang harus diatasi untuk memenuhi satu ini elemen konten, kompetensi, tiga:
Apakah siswa menjadi lebih self-berpengetahuan? Apakah siswa mencapai informasi
pendidikan dan pekerjaan pada tingkat yang sesuai dan membantu mereka? Dan, terakhir,
adalah mahasiswa aktif terlibat dalam perencanaan karir di kelas yang sesuai
dan tahap pembangunan?
Elemen 4 :
SUMBERDAYA.
Untuk
mengevaluasi yang tersedia ke sekolah program konseling Resources, kita perlu
melihat empat unsur terpisah: manusia, politik, keuangan, dan teknologi.
Pertama,
mencari untuk unsur manusia, kita bertanya, Bagaimana sekolah konselor
menciptakan manusiawi dan perkembangan yang sesuai iklim belajar di sekolah?
Bagaimana konselor sekolah jaringan dengan masyarakat di Untuk memfasilitasi
hasil pendidikan? Sejauh apa adalah konselor sekolah konsultasi dengan bisnis
dan tenaga kerja dalam rangka membangun kemitraan dengan penting konsumen
keberhasilan sekolah?
Kedua,
melihat elemen politik, kita bisa bertanya, Apakah sekolah konselor memiliki hubungan
kerja yang solid dengan Dewan Sekolah anggota? Apakah konselor sekolah advokat untuk
undang-undang untuk kepentingan akademik mahasiswa, karir dan pribadi / masalah
sosial? Apakah konselor sekolah membuat dan menetapkan kebijakan untuk
memperbaiki menindas kondisi yang membatasi pertumbuhan dan potensi siswa?
Ketiga,
melihat elemen keuangan, dua pertanyaan penting adalah, sejauh mana konselor
sekolah sadar, dan aktif dalam, mengamankan pendanaan Negara untuk
mempromosikan siswa kesejahteraan dan untuk memfasilitasi pendidikan misi sekolah?
Juga, sampai sejauh mana adalah konselor sekolah menulis hibah untuk
meningkatkan pengiriman konseling sekolah dan untuk meningkatkan dan mengelola
budaya belajar di sekolah mereka?
Akhirnya, mencari
elemen keempat, teknologi, kami dapat
meminta dalam evaluasi program konseling sekolah, konselor sekolah tidak
memiliki diperlukan, diperlukan, berguna, dan up-to-date peralatan untuk
membantu siswa mencapai tujuan akademik mereka, karir, dan pribadi / sosial hasil
belajar? Dapatkah konselor sekolah berhasil dan tepat master yang diinginkan
manajemen sistem yang akan memungkinkan untuk tepat waktu, akurat, berguna, dan
akses informasi yang aman dan arus?
BAB III
KOMENTAR DAN ANALISIS
Buku
tentang pengembangan Program Bimbingan Konseling Komprehensif dari IOWA ini disusun oleh dedikasi yang tinggi
sekelompok orang
termasuk didalamnya konselor sekolah, pendidik konselor,
dan konsultan konseling yang merupakan mantan konselor sekolah. Semangat, perspektif atau sudut
pandang dari bidang teoritis dan praktis, dan keahlian mereka telah menghasilkan buku yang akan
memberikan arahan kepada konselor serta administrator dan Dinas Pendidikan setempat. Mereka sangat
berkomitmen terhadap masa depan siswa dan
nasib pendidikan di IOWA yang ditunjukkan oleh banyaknya waktu yang dihabiskan
untuk menyelesaikan buku ini (hal ini tergambar dari ungkapan kepala Dewan
Pendidikan pada awal buku tersebut).
American School Counselor Association’s “National Standards
for School Counseling Programs telah memiliki dampak signifikan
terhadap perkembangan buku ini. Oleh karena itu, standar nasional dari ASCA
merupakan salah satu rujukan utama yang mewarnai bahasan dalam setiap babnya,
disamping tentunya hasil dari need
assessment pada setiap wilayah di IOWA sendiri. Buku ini merupakan sebuah usaha untuk membuat sebuah panduan
yang komprehensif bagi konselor sekolah. Sebuah pencarian ekstensif tentang literatur dan kompilasi alat
dan sumber-sumber dari praktisi konseling sekolah digabungkan ke dalam rancangan
buku ini. Oleh
karena itu, buku ini
merupakan sebuah referensi dan “peralatan” yang lengkap bagi konselor sekolah. Pada akhir buku ini di suguhkan sebuah sumber bibliografi lengkap termasuk dalam Lampiran-lampiran
yang sangat membantu konselor secara teknis dalam praktik di sekolah.
Di Amerika ketika
setiap warga negara sadar akan pengaruh masyarakat global yang cepat berubah
dan kekerasan meningkat pada semua tingkat budaya kita, kita sebagai pendidik
merasa terpanggil untuk merespon keadaan tersebut termasuk di Iowa. Di Iowa,
sekolah telah menjadi batu kunci dari
masyarakat, karena mereka menganggap sekolah adalah tempat yang tepat bagi
perkembangan anak selain dirumah. Oleh karena itu, wajar jika akhirnya warga berharap
ke pendidik untuk memperoleh jawaban atas beberapa pertanyaan terdalam dan
paling kompleks yang pernah dialami oleh berbagai masyarakat. Mereka ingin
mengetahui antara lain tentang :
1.
Bagaimana kita mempersiapkan siswa kita
untuk belajar, bekerja, dan hidup dengan satu sama lain dalam abad ke-21?
2.
Bagaimana kita menanamkan diri dan
menghormati sesama manusia?
3.
Apakah keterampilan pribadi atau sosial yang dibutuhkan?
4.
Apa pemecahan masalah atas keterampilan yang harus
mereka miliki?
5.
Bagaimana kita bisa memelihara
potensi akademik penuh?
6.
Apakah program pengembangan karir bagi siswa harus disediakan?
7.
Bagaimana kita memastikan prinsip
keadilan untuk
semua hak siswa?
8.
Apa keterampilan khusus yang
diperlukan oleh setiap pekerja?
Ada kebutuhan
penting untuk merumuskan suatu program komprehensif yang mengintegrasikan keterampilan dan
pengetahuan yang akan mengembangkan warga negara yang produktif di abad 21. Peningkatan Program Komprehensif
Sekolah berinisiatif menyediakan proses bagi siswa, pendidik, dan anggota
masyarakat bersama-sama untuk mengidentifikasi hal apakah yang diharapkan ingin
diketahui dan bisa dilakukan oleh
lulusan sekolah, serta untuk menetapkan tujuan dalam pendidikan. Hal tersebut
merupakan cara untuk mengintegrasikan program yang
mengakui dan memfasilitasi interaksi antara kebutuhan akademik dan afektif
siswa.
Perkembangan
program bimbingan dan konseling komprehensif yang memberikan pembelajaran kepada semua siswa,
oleh semua anggota staf merupakan arah tujuan dalam buku ini. Dalam buku
ini dibahas bahwa sudah saatnya untuk mengintegrasikan kurikulum akademis yang ketat dan iklim pro-sosial yang positif.
Dan keunggulan dari buku ini adalah mampu menggabungkan kedua hal tersebut, dalam
buku ini dibahas akan pengaturan bahwa pandangan individu sebagai mahluk
pribadi dengan segala potensinya, dan menjadi anggota masyarakat yang
produktif. Penelitian menunjukkan bahwa individu, hendaknya memiliki kesempatan untuk
mengembangkan baik secara intelektual dan keterampilan pribadi sosial. Kita sekarang adanya kebutuhan kritis dan
kesempatan untuk memberikan program-program yang mengatasi masalah tersebut.
Mengembangkan dan
menerapkan program bimbingan dan konseling konseling komprehensif merupakan perubahan sistemik. Ini
mencakup filsafat pendidikan (Purkey Radd 1991 dan 2000) yang menembus budaya
dari pengaturan pendidikan keseluruhan. Ungkapan tersebut berusaha untuk menciptakan suasana
di mana sumber daya diarahkan terhadap orang-orang, tempat, program, proses,
dan kebijakan yang mengundang. Sebuah program bimbingan dan konseling komprehensif
mengarah ke iklim yang positif dan lingkungan belajar yang kolaboratif dan
sengaja dipelihara. Kehadirannya bisa dirasakan dalam setiap aspek dari lembaga
pendidikan. Usaha tersebut sedang berlangsung dan tak terbatas waktunya, dengan perkiraan waktu komitmen lima tahun untuk tahap
permulaan.
Untuk mencapai program
komprehensif sekolah, kemitraan adalah hal diperlukan tidak hanya di kalangan
pendidik sendiri, tetapi di antara para siswa, keluarga, bisnis, dan masyarakat
pada umumnya. Hubungan kolaboratif antara konselor dan administrator adalah
kunci. Melalui kemitraan, kita dapat membuat hubungan yang proaktif, preventif,
program-program pembangunan yang akan menguntungkan semua siswa, dari TK hingga
tingkat perguruan
tinggi. Konselor bukanlah program, Namun konselor adalah profesional yang terlatih memiliki kemampuan
untuk memfasilitasi dan mengkoordinasikan kemitraan untuk kemajuan anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Selama tahun 1998
di Iowa sebuah inisiatif baru mulai muncul yakni Success4. Tujuannya adalah untuk membantu memobilisasi siswa, keluarga,
pendidik, staf pendukung, dan masyarakat. Hasil dari upaya ini adalah untuk
meningkatkan perkembangan intelektual sosial, emosional, perilaku, , anak, remaja, dan orang dewasa
dalam multi-dimensi. Setiap daerah di Iowa berpartisipasi dan seluruh komunitas
di seluruh negara bagian telah bekerja untuk menilai kebutuhan tiap-tiap daeran,
menerapkan rencana, mengembangkan dalam praktek, dan terus mengevaluasi hasil.
Proses ini merupakan bentuk dukungan terus menerus dan proses kerjasama untuk meningkatkan
pendidikan seluruh siswa, dan inilah kelebihan program bimbingan konseling
komprehensif di daerah Iowa.
Buku
Program bimbingan konseling komprehensif ini adalah sebuah kerangka kerja untuk mengorganisasi, melaksanakan, dan akhirnya mengevaluasi program yang
komprehensif. Buku ini
adalah “peralatan” lengkap bagi para pendidik. Didalamnya menggabungkan penelitian dan praktik
terbaik, termasuk asumsi dasar dan standar yang diakui untuk program. Buku ini
merupakan modal dasar ataupun titik awal untuk proses jangka panjang. Banyak tambahan sumber
informasi yang tersedia untuk meningkatkan perjalanan menuju Program
bimbingan dan konseling komprehensif. Penyusun
berharap bahwa buku ini mampu di manfaatkan sebagai Panduan oleh pendidik terutama konselor
sekolah dengan cara
yang paling sesuai dengan kebutuhan msyarakat yang unik.
Panduan program pengembangan Bimbingan Konseling didasarkan
pada visi Sekolah:
1. Sebuah Program
bimbingan dan konseling komprehensif dicapai melalui kemitraan kolaboratif antara konselor, administrator,
guru, psikolog sekolah dan pekerja sosial, siswa, keluarga, dan anggota masyarakat.
2. Konselor
adalah pendidik serta konselor profesional.
3. Konseling
didasarkan pada fondasi pendidikan atau penelitian perkembangan dan praktik
terbaik.
4. Program konseling
yang bersifat
efektif dan
komprehensif.
5. Konselor berkomitmen
untuk peningkatan profesional berkelanjutan dan pembaruan.
6. Sebuah Program
bimbingan dan konseling komprehensif dievaluasi berdasarkan hasil siswa.
7. Konselor
berusaha untuk membantu semua siswa sukses dalam bidang pribadi sosial,
akademik, dan karir.
8. Konselor
mempromosikan keberhasilan untuk semua siswa.
9. Program
konseling yang efektif terfokus pada pengembangan keterampilan yang mengarahkan siswa
untuk membuat sehat pilihan gaya hidup.
10. Program bimbingan dan konseling komprehensif merupakan bagian
integral tujuan belajar siswa yang sedang dikembangkan.
BAB V
PENUTUP
1.
Buku
ini sangat direkomendasikan untuk semua
pihak yang beraktivitas dalam pendidikan khususnya konselor sekolah dari tingkat TK
hingga Perguruan tinggi.
2. Universitas pendidik konselor memiliki
tanggung jawab profesional untuk Menggabungkan Program
ASCA Model Nasional Konseling Sekolah ke dalam program pendidikan konselor
sekolah di Indonesia, mengkomunikasikan dengan baik tentang perkembangan
profesi konselor kepada pemegang kebijakan atau policy baik tingkat daerah maupun tingkat nasional untuk lebih
memberikan eksistensi profesi konselor di Indonesia .
3. Bagi konselor sekolah dapat membentuk
atau memperkuat kemitraan dengan semua stakeholder
dalam rangka untuk membangun hubungan yang otentik dan kolaboratif.
4.
Manajemen sekolah membantu memahami pentingnya mengintegrasikan teori dan
praktek, sehingga sesuai antara apa yang diajarkan di program pascasarjana
dengan dunia nyata profesional konselor sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
ABKIN,
2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan bimbingan dan
konseling dalam jalur pendidikan formal.
Bandung : Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
________(2002).
Kebijakan Pengembangan Asosiasi Bimbingan
dan Konseling Indonesia Periode 2001-2005. Jurnal Bimbingan dan Konseling.4
(7)72-79.
Gerald
Corey, et al (1988). Issues and Ethics in the Helping Professions: The
Counselor as a Person and as a Profesisonal. New Yowk:Brooks/cole
Publishing Company.
Moree,
Cheryl .(2004).Comprehensive
Developmental School Counseling Program dalam Professional School Counseling :
A Handbook of Theories, Program & Practices. Ed. Erford, Bradley T.
Austin – Texas : CAPS Press.
Schmitd, J John. (cetakan
keempat, 2003). Counseling In Schools Essential Services and Comprehensive Programs. Boston : Pearson Education. Inc
Surya,
Mohamad. (2003). Peluang dan Tantangan
Global Bagi Profesi Bimbingan dan Konseling : Implikasi Bagi Strategi
Organisasi dan Standarisasi Bimbingan dan Konseling. Makalah pada Konvensi
Nasional XIII Bimbingan dan Konseling, Bandung.
Yusuf, Syamsu, dan Nurihsan, Juntika.(Cetakan
ketiga, 2008). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya.